Seseorang mengetuk pintu mimpi aku.
Bangkit dari sofa empuk, aku berlari anak mendapatkan pintu.
Aku pulas tombol pintu dan daun pintu itu aku selak perlahan.
Kriuk.
Berbaju kurung dari material kapas dengan selendang pashmina
Kashmir.
Si gadis geologis itu senyumnya besar dan menawan sekali.
Matanya umpama kerlipan bintang di malam rembulan berselindung
segan.
Jari telunjuknya mengawang ke kanan dan kekiri berulang
kali.
Batang rokok yang masih berbaki itu aku tonyoh pada bekas
abu rokok yang aku pegang sedari tadi.
Aku balas dengan kuntum senyum.
‘Please come in’ mula bicara aku.
Si gadis geologis itu menggeleng dan menolak pelawaan sopan
aku dengan senyuman.
Wednesday, 6 February, 2013, 2:03 PM
No comments:
Post a Comment