Di luar dingin Menara Berkembar,
terik matari menghangat Jalan Ampang. Aku gapai beberapa naskah kitab di dalam
plastik indigo Kinokuniya. Lost in KL oleh Bernice Chauly, Sayap-sayap Patah
oleh Kahlil Gibran (Adaptasi oleh Sufian Abas), Jiwa Berontak oleh Kahlil
Gibran (Adaptasi oleh Ana & Nabilah Bentaleb), The Broken Wings oleh Kahlil
Gibran dan The Prophet oleh Kahlil Gibran. Dari aras ganjil 23, aku memacu lif
turun ke aras genap 20.
Dari ruang lif aras 20, aku
sentuh kad akses pada mesin pengesan. Aku belok ke kanan menuju ke kubikel kerja
seorang gadis. Senyap aku mampir dan naskah-naskah itu aku letak perlahan di atas
meja yang ditimbun helaian lukisan isometrik dan rekaan paip & peralatan.
Seperti yang dijanjikan, aku persembahkan koleksi material bacaan yang ulang
kali aku jamahi lewat ini. Perihal seorang genius yang menyentuh halus jiwa
suci setiap peroman.
Di dalam penafian bebal, aku akui
kita memerlukan sentimental yang disuntik duka untuk menulis.
Di dalam ketahuan sakti, aku
yakini setiap dari kita punya dendang sendu tersendiri untuk diperdengarkan.
Tuesday, 5 March, 2013, 3:53 PM
No comments:
Post a Comment