Saturday, August 4, 2012

Refleksi


Gelita malam dek selindung segan sang purnama di balik gemawan. Esok hari sang bumi bakal dibarokahi rintik halus hujan, mungkin. Bintang-bintang yang lazimnya terang bergemelapan tiada tanding tidak satu pun terlukis pada kanvas langit malam. Pandangan dihalakan pada skrin tingkap yang kejap-kejap menayangkan panorama mengasyikkan Kuala Lumpur diremang cahaya jingga romantis pos lampu dan kejap-kejap memalit refleksi isi koc.

Sepasang mata beriris perang itu lalu tertangkap pada satu refleksi yang terus menenggelamkan langsung scenery-scenery pada skrin tingkap tadi. Pemandangan luar yang menjadi latar belakang the captured reflection tadi kini mengilusikan sebuah koc yang menyelusuri terowong masa dengan kelajuan yang seakan-akan menunggang Buroq. Refleksi berupa seorang gadis. Manis.

Senyum. Melihatkan refleksi berupa seorang gadis tadi yang pada anggapan aku sedang bermain hide-and-seek dengan sang purnama. Dan-dan melodi euphononious dan bait-bait perfecto Gemawan oleh Innuendo berkumandang secara crescendo pada pendengaran aku seorang menerusi corong-corong earphone. Kolaborasi blend ambians secara majisnya menghasilkan renjatan cas-cas positif-negatif nakal di dalam sukma.

Tiba-tiba mata bundar milik refleksi berupa seorang gadis tadi memandang tepat ke dalam iris perang aku. Pada momen yang sama, kesemua organ terpana secara mengejut dengan Hukum Masa yang tanpa sebab-munasabab turut menjadi total invalid. Senyum. Hairan. Refleksi berupa seorang gadis pada skrin tingkap tadi menghadiahkan aku kuntum senyum yang paling menawan? Meruntun sukma. Dub dab dub dab. Ah.

Telefon bimbit di tangan refleksi berupa seorang gadis tadi ditala pada darjah bersesuaian. Menangkap refleksi berupa seorang gadis dan refleksi berupa seorang laki-laki yang rapat duduk sebelah-menyebelah; potret utama pada skrin tingkap koc yang berlatarbelakangkan pekat malam.

Friday, 3 August, 2012, 8:56 PM

No comments:

Post a Comment